1-2-1979: Khomeini Pimpin Revolusi Islam Iran



PADA 34 tahun lalu, Ayatullah Khomeini kembali ke Iran setelah lebih dari 14 tahun hidup di pengasingan. Pulangnya pemimpin kharismatik Syiah ini menjadi simbol dimulainya Revolusi Islam di Iran dengan menggulingkan kekuasaan monarki pimpinan Mohammad Reza Shah Pahlavi.

Stasiun berita BBC saat itu melaporkan, lebih dari lima juta warga berbaris di jalanan Ibu Kota Teheran saat pemimpin Syiah Iran tersebut tiba dari Paris, Prancis

Khomeini diasingkan ke Irak pada 1964 setahun setelah ia dipenjarakan oleh Shah Iran. Pada 1978, Khomeini pindah ke Paris dan mulai menyusun gerakan revolusi Islam bagi negaranya di ibu kota Prancis tersebut.

Pada Januari 1979, gerakan revolusi yang dirancang Khomeini berhasil menggusur rezim Shah Pahlavi, yang menyelamatkan diri ke luar negeri. Mantan Raja Iran itu harus berpindah-pindah negara, termasuk ke Amerika Serikat, sebelum akhirnya mengungsi ke Mesir hingga akhir hayat.

Setibanya di Iran, Khomeini terus melanjutkan gerakan revolusinya dan mulai mendukung milisi Islam yang pro kepadanya. Dua pekan kemudian, PM Shahpur Bakhtiar yang pro Shah mengundurkan diri dan Khomeini menunjuk Mehdi Bazargan sebagai perdana menteri yang baru.

Dua bulan kemudian, pada April 1979, Khomeini mengumumkan berdirinya Republik Islam Iran. Di dalam pemerintahan Iran yang baru ini, Ayatullah Khomeini berperan sebagai pemimpin tertinggi sekaligus pemimpin spiritual Iran. Khomeini meninggal pada Juni 1989, sepuluh tahun sejak kepulangannya ke Iran.

Pahlavi sendiri meninggal di pengungsian, tepatnya di Kairo, Mesir, pada 27 Juli 1980. Dia menderita komplikasi hingga wafat pada usia 60 tahun dan dimakamkan di Kairo. |

Follow On Twitter