Waspada! Cara Iblis Menyesatkan Kita Dengan Sajadah



Waspada! Cara Iblis Menyesatkan Kita Dengan Sajadah [ www.BlogApaAja.com ]

Siang menjelang dzuhur. Salah satu Iblis adadi Masjid. Kebetulan hari itu Jum"at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah adadalam Masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelmamenjadi ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu,ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air.

Pada setiap orang, Iblis juga masuk lewattelinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyutjantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap sajadah. "Hai, Blis! " , panggil Kiai, ketika baru masuk ke Masjid itu. Iblis merasaterusik : " Kau kerjakan saja tugasmu, Kiai. Tidak perlu kau larang-larangsaya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam Masjid ini! " , jawabIblis ketus.

" Ini rumah Tuhan, Blis! Tempat yang suci,Kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti! " , Kiai mencoba mengusir.

" Kiai, hari ini, adalah hari uji coba sistembaru " . Kiai tercenung.

" Saya sedang menerapkan cara baru, untukmenjerat kaummu " .

" Dengan apa? "

" Dengan sajadah! "

" Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah,Blis? "

" Pertama, saya akan masuk ke setiap pemiliksaham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar.Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah di bawahUMR, demi keuntungan besar! "

" Ah, itu kan memang cara lama yang sering kaupakai. Tidak ada yang baru,Blis? "

" Bukan itu saja Kiai... "

" Lalu? "

" Saya juga akan masuk pada setiap desainersajadah. Saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadahyang lebar-lebar "

" Untuk apa? "

" Supaya, saya lebih berpeluang untukmenanamkan rasa egois di setiap kaum yang Kau pimpin, Kiai! Selain itu, Sayaakan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar makabarisan shaf akan renggang. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. Di situ Sayabisa ikut membentangkan sajadah " .

Dialog Iblis dan Kiai sesaat terputus. Duaorang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salahsatunya, memiliki sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi, sajadahnya lebihkecil.

Orang yang punya sajadah lebar seenaknya sajamembentangkan sajadahnya, tanpa melihat kanan-kirinya. Sementara, orang yangpunya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yangsudah lebih dulu datang. Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecilmembentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupisepertiganya.

Keduanya masih melakukan sholat sunnah.

" Nah, lihat itu Kiai! " , Iblis memulaidialog lagi.

" Yang mana? "

" Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu.Mereka punya sajadah yang berbeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masukdiantara mereka " .

Iblis lenyap. Ia sudah masuk ke dalam barisanshaf.

Kiai hanya memperhatikan kedua orang yangsedang melakukan sholat sunah. Kiai akan melihat kebenaran rencana yangdikatakan Iblis sebelumnya. Pemilik sajadah lebar, rukuk. Kemudian sujud.Tetapi, sembari bangun dari sujud, ia membuka sajadahya yang tertumpuk, lalumeletakkan sajadahnya di atas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecilkembali berada di bawahnya. Ia kemudian berdiri. Sementara, pemilik sajadahyang lebih kecil, melakukan hal serupa. Ia juga membuka sajadahnya, karenasajadahnya ditumpuk oleh sajadah yang lebar. Itu berjalan sampai akhir sholat.

Bahkan, pada saat sholat wajib juga,kejadian-kejadian itu beberapa kali terihat di beberapa masjid. Orang lebihmemilih menjadi di atas, ketimbang menerima di bawah. Di atas sajadah, orangsudah berebut kekuasaan atas lainnya. Siapa yang memiliki sajadah lebar, maka,ia akan meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Sajadah sudahdijadikan Iblis sebagai pembedaan kelas.

Pemilik sajadah lebar, diindentikan sebagaipara pemilik kekayaan, yang setiap saat harus lebih di atas dari pada yanglain. Dan pemilik sajadah kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat akanselalu menjadi sub-ordinat dari orang yang berkuasa.

Di atas sajadah, Iblis telah mengajari orangsupaya selalu menguasai orang lain. " Astaghfirullahal adziiiim " , ujar sangKiai pelan.


Follow On Twitter